Mutiara
Tantangan hari ke-174
#TantanganGurusiana
Atun memandangi tubuh lelaki yang teramat dia cintai. Ada duka yang mendalam yang tak bisa diungkapkan. Bulir-bulir dingin pun beruntuhan.
Silih berganti tamu berdatangan. Sedikitpun Atun tak peduli. Dia masih bertahan, menelungkupkan wajah disamping orang yang teramat berarti dalam perjalanan hidupnya itu. Kenangan demi kenangan bermunculan. Indah semuanya, tak setitik pun ada cela. Air matanya makin menderas manakala kedua tangannya menengadah. Bulir-bulir itu tumpah, seperti butiran-butiran mutiara yang diberikan ayahnya. Kali ini Atun tak sanggup lagi menahan kesedihannya. Dia ucapkan istighfar berkali-kali agar beban yang menghimpit dadanya sedikit terkurangi. Teringat kembali saat seorang ayah harus memukul bongkahan batu, mengumpulkan kerikil juga pasir. Kemudian dia ubah menjadi mutiara. Dia persembahkan untuk masa depan anaknya.
Atun merasakan dua tangan menyentuh punggungnya. "Sudahlah, ikhlaskan kepergiannya," kata ibunya. Atun sesenggukan dalam rengkuhan suaminya. Para tetangga segera mengantar ayahnya menuju alam baru, alam barzah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga husnul khotimah
Amin, terima kasih, Bunda.
Jadi ingat kedua rahimallahu.
Mengingatkan, ya? Maaf.....
Sabar ya buk
Insyaallah. Terima kasih sudah berkenan membaca.
Perpisahan yang tidak bisa dihindari.....
Betul, Ibu. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca.
Ikhlaskan ya Bu.
Insyaallah. Terima kasih kunjungannya, Ibu.
Semoga diampuni dosanya dan ditempatkan disyurganya Allah
Amin. Terima kasih, Ibu.
Luar biasa. Sendu bacanya. Salam Literasi.
Terima kasih, Bapak. Salam literasi.
Innalillahi, semoga ayah husnul khotimah. Mrngharu biru ceritanya.
Terima kasih, Ibu. Terima kasih kunjungannya....
sedih bacanya
Saat menulis pun saya juga sedih.
Berat utk berpisah....tp mesti terjadi
Betul. Terima kasih, Bapak.
Smoga tabah dan ikhlas. Tetap semangat
Amin, insyaallah.